Sunday, August 5, 2007

PHRI Minta Dukungan Kadin-Apindo

PHRI Minta Dukungan Kadin-Apindo PDF Cetak E-mail
Senin, 30 Juli 2007
Agar UMS Pariwisata Dihapuskan
BATAM (BP)
- Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) kembali menegaskan agar Upah Minimum Sektoral (UMS) Pariwisata dihapuskan di Batam. PHRI berharap dukungan dari Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Provinsi Kepulauan Riau dan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Batam dan Kepri.

”PHRI Batam sudah cukup lama jadi bulan-bulanan soal UMS, jadi kita berharap melalui Apindo dan Kadin, Gubernur Provinsi Kepri mau mencabut UMS,” ujar Ketua III PHRI Kota Batam, Lody Anjes, Ahad (29/7).
Alasan PHRI meminta UMS Pariwisata dihapuskan, antara lain PHRI selama ini selalu didesak dan disibukkan soal UMS. Sementara, organisasi lainnya yang merupakan bagian dari sektor pariwisata tidak pernah dilibatkan. Bahkan, di beberapa kota lainnya di Indonesia, UMS tidak dikenal. Di Provinsi Kepulauan Riau saja, hanya ada di Batam.


PHRI melihat ada diskriminasi dalam penerapan UMS di sektor pariwisata. Padahal, PHRI, khususnya hotel di Batam, sudah menerapkan gaji yang standar Upah Minimum Kota (UMK). Tak hanya itu, kata Lody, sektor pariwisata juga memberikan berbagai tunjangan (tergantung kebijakan masing-masing hotel, red) seperti pakaian seragam, perumahan atau transportasi, makan, Jamsostek, pendidikan/training, tambahan pendapatan dari service charge dan beragam pendapatan lainnya, sehingga total upahnya relatif lebih tinggi.


Pendapatan itu, kata General Manager Panorama Regency Hotel ini, belum termasuk uang tips yang diberikan oleh tamu, sehingga karyawan hotel dan restoran cukup terbantu. Sejatinya, kata Lody, dengan segala macam pendapatan tambahan yang didapatkan oleh karyawan hotel dan restoran, maka tidak perlu lagi PHRI disibukkan dengan UMS. PHRI sudah cukup paham apa yang terbaik buat karyawannya.


Lody juga mengatakan, kondisi sektor pariwisata, khususnya Hotel di Batam masih berfluktuasi. Artinya, terkadang hunian meningkat, tapi terkadang menurun drastis, sehingga pemasukan juga berfluktuasi. Seharusnya, pemerintah mengerti kondisi yang dialami oleh dunia pariwisata saat ini. Tidak mudah mendatangkan tamu hotel di tengah kondisi saat ini. (nur)

No comments: