Sunday, February 25, 2007

Sudah Tersedia 10 Armada Bus

Memang selayaknya penyediaan fasilitas murah bagi pekerja menyentuh ke semua lapisan pekerja, baik pekerja sektor elektronik elektrik, pariwisata bahkan galangan kapal.
Kebijakan seperti ini, rasanya sangat ditunggu oleh pekerja, bukan?

================================
Sudah Tersedia 10 Armada Bus Cetak E-mail
Sabtu, 24 Pebruari 2007
Layani Pekerja Tanjunguncang
BATAM (BP)
- Niat baik Pemerintah Kota (Pemko) Batam untuk menyediakan angkutan umum yang murah dan layak bagi pekerja galangan kapal di Tanjunguncang, mengalami kendala. Penggantian jenis armada, dari yang semula truk menjadi bus, hingga kini belum terealisasi sepenuhnya. Tercatat baru ada 10 bus yang melayani para pekerja shipyard di kawasan tersebut.

Padahal, jumlah perusahaan galangan kapal di Tanjunguncang cukup banyak, dengan pekerja yang mencapai ribuan orang. Setiap kali berangkat atau pulang kerja, mereka terbiasa diangkut menggunakan truk. Situasi ini, menimbulkan keprihatinan. Batam Pos sering menyaksikan bagaimana pekerja galangan kapal di kawasan Seilekop, tampak berjejal di dalam truk. Ada yang duduk di bangku, jongkok, dan ada juga yang terpaksa bergelantungan.


Selain itu, wajah dan tubuh mereka juga sering terlihat kotor, lantaran sering diterpa debu. Terlepas dari pekerjaan mereka yang bersentuhan dengan besi, oli dan sebagainya, para pekerja itu tetap harus mendapatkan angkutan yang layak. Setidaknya, para pekerja tidak saling berhimpitan.


Pemkoa Batam, melalui Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Batam, September 2006 lalu, sempat mengutarakan niatnya, untuk mengganti 70 armada truk pengangkut yang digunakan, dengan bus yang lebih layak. Salah satu upaya penyediaan sarana tranportasi murah dan layak, Dishub mencoba menggandeng sejumlah pengusaha jasa angkutan.


”Kami sudah meminta kepada pengusaha jasa angkutan di sana (Tanjunguncang, red) untuk menjual truknya, dan menggantinya dengan bus kapasitas 60 tempat duduk. Tak perlu yang baru, bekas juga kan bisa, selagi masih layak jalan,” ujar Kepala Bidang Perhubungan Darat, Yulidasril kepada Batam Pos, Jumat (23/2).


Dishub Batam, tuturnya, juga telah meminta ke pengusaha jasa angkutan untuk bergabung ke dalam satu wadah, dalam hal ini, Koperasi Pengangkutan Jasa Shipyard (Kopajahi).


Tujuan didirikannya Kopejashi ini, untuk mempermudah pelaksanaan sistem manajerial yang akan diterapkan. Sehingga, antara satu pengusaha dengan pengusaha jasa angkutan lain yang tergabung dalam koperasi tersebut, tercipta persaingan yang sehat. Dipegangnya kendali manajemen oleh Kopajeshi itu, juga dimaksudkan untuk mempermudah penyeragaman tarif.


Dikatakan Yulidasril, jika truk tersebut nantinya diganti dengan bus, pihak pengusaha di bawah arahan Kopajeshi bisa melaksanakan kontrak kerjasama dengan para pengusaha shipyard di Tanjunguncang. Ia mencontohkan, jika kontrak kerjasama dalam satu bulan (30 hari kerja) benilai antara Rp9 juta, maka dengan bus berkapasitas 60 tempat duduk plus 10 orang berdiri, berarti para karyawan hanya mengeluarkan ongkos Rp2.142 saja untuk satu kali perjalanan. ”Besaran tarif ini, menurut saya cukup logis untuk para pekerja,” ucapnya.


Sementara itu, Kepala Dishub Kota Batam, Yusron Roni mejelaskan, kendala penyediaan angkutan bagi para karyawan shipyard di Tanjunguncang, tidak hanya karena belum siapnya para pengusaha jasa angkutan. Melainkan juga infrastruktur. Sebagian jalan di Tanjunguncang, kata Yusron, masih belum diaspal. Jika hujan turun, maka jalanan tak ubahnya seperti kubangan. Pun demikian jika kering. Debu bertebaran ke mana-mana. Belum lagi surface-nya yang bergelombang. (ros)

1 comment:

Anonymous said...

top [url=http://www.001casino.com/]free casino games[/url] hinder the latest [url=http://www.casinolasvegass.com/]casino bonus[/url] free no deposit hand-out at the best [url=http://www.baywatchcasino.com/]spare casino games
[/url].