Wednesday, May 16, 2007

Minta Bekukan Perusahaan Sistem ”Outsourcing”

Minta Bekukan Perusahaan Sistem ”Outsourcing” PDF Cetak E-mail
Rabu, 02 Mei 2007
BATAM (BP) - Sekitar 50-an orang pekerja dari Federasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) Batam, mengelar unjuk rasa (demo) dalam peringatan Hari Buruh se-Dunia, Selasa (1/5) kemarin. Mereka menuntut Pemko Batam mencabut izin perusahaan outsourcing yang dianggap melestarikan praktek perbudakan modern.

Aksi unjuk rasa di halaman Kantor Wali Kota Batam itu hanya berlangsung sekitar 15 menit. Massa yang berkumpul pun hanya sekitar 50-an orang, karena federasi dan asosiasi pekerja lainnya tak ikut serta dalam demo hari buruh itu.


Para pengunjukrasa itu menganggap, sebagian besar perusahaan di Batam ini terutama di kawasan industri melestarikan praktek outsourcing itu. ”Kami menuntut Wali Kota bertanggung jawab atas maraknya perbudakan yang dibungkus dengan outsorching itu,” kata Ketua Harian Federasi SBSI Batam, Ayik Apriyanto.


Usai berorasi, perwakilan pengunjuk rasa bertemu dengan Sekdako Batam, Agussahiman. Kepada mereka, Agussahiman mengatakan, ia akan menyampaikan tuntutan mereka ke Wali Kota Batam.
Setelah itu, para pendemo langsung bergerak ke kantor Otorita Batam (OB). Di sana, saat berdemo, mereka menilai OB merupakan bagian kapitalis dengan melindungi pengusaha nakal.

Dalam orasi, salah seorang peserta demo mengatakan, bentuk perlindungan pengusaha nakal yang dilakukan OB yaitu membiarkan mereka kabur dengan meninggalkan karyawan tanpa adanya kepastian nasib mereka. Selain melakukan orasi mereka juga menyampaikan beberapa pernyataan sikap, di antaranya pembubaran OB dan penghapusan sistem buruh kontrak (outsourcing).


Menampung aspirasi yang disampaikan buruh, OB mempersilahkan mereka melakukan dialog di Gedung Marketing OB, yang dihadiri Direktur Pemukiman Sarana dan Sosial, Fitrah Komaruddin, Direktur Pembangunan I Wayan Subawa serta Umen Darsono. Menanggapi tuntutan yang disampaikan, Fitrah mengatakan selama ini OB berupaya melakukan keberpihakan kepada kaum buruh. Bentuk keberpihakan itu di antaranya dengan membangun rumah susun bagi pekerja. Adanya rusun ini, bisa meringankan beban pekerja.


Mengenai adanya investor yang hengkang, Fitrah mengatakan OB selalu berupaya untuk mencari penggantinya, sehingga Batam tetap diminati sebagai tempat investasi. (bni/med)

No comments: