Tuesday, June 19, 2007

Biaya Hidup Warga Rp2,2 Juta Per Bulan

Biaya Hidup Warga Rp2,2 Juta Per Bulan PDF Cetak E-mail
Selasa, 05 Juni 2007
BATAM (BP) - Survei membuktikan, hidup di Batam memang mahal. Dari bulan ke bulan, biaya hidup terus melonjak. Di luar kebutuhan biaya makanan, pengeluaran rata-rata satu rumah tangga atau keluarga di Batam mencapai Rp2,2 juta per bulan. Biaya hidup ini, naik dibandingkan hasil survei Januari-Maret 2007 yakni mencapai Rp1,73 juta. Survei biaya hidup untuk makanan, masih berlangsung hingga 1 Juli mendatang.

Dibandingkan kota-kota lainnya di Indonesia, pengeluaran rata-rata rumah tangga di luar makanan di Batam masih lebih tinggi. Batam mengalahkan Banjarmasin yang pengeluarannya sebulan Rp900 ribu untuk di luar makanan, Depok Rp1,5 juta, Cilegon Rp1,1 juta dan Palembang Rp1,3 juta. Bali pengeluarannya Rp1,75 per bulan. Data pengeluaran bulanan rumah tangga ini, dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Batam yang melakukan survei non makanan sejak bulan Januari 2007.

Sedangkan survei bahan makanan masih berlangsung dari tanggal 28 Mei hingga 1 Juli 2007. ”Tingginya biaya hidup di Batam karena harga dasarnya memang sudah tinggi, selain itu biaya kontrak rumah dan biaya transportasi juga tinggi,’’ kata Kepala BPS Batam Mawardi Arsyad kepada Batam Pos, tadi malam.
Menurut Mawardi, Survei Biaya Hidup (SBH) non makanan sudah yang dimulai sejak Januari lalu, telah selesai dilakukan dan didapat hasilnya.


”Kalau SBH makanan telah dimulai 28 Mei lalu sampai 1 Juli mendatang. Setelah itu mulai lagi SBH di luar makanan tahap kedua yang berlangsung sampai Desember mendatang. Tahap pertama pengeluaran di luar makanan mencapai Rp2,2 juta,” kata Mawardi, Senin (4/6) di ruang kerjanya.


Dijelaskannya, jumlah komponen yang dikonsumsi masyarakat Batam semakin bertambah ketimbang tahun 2002 lalu saat SBH terakhir dilakukan. Tahun 2002, pengeluaran makanan dan non makanan satu rumahtangga di Batam hanya Rp2,4 juta.


“Kontrak rumah, transportasi naik dan sembako harganya jauh lebih mahal ketimbang tahun 2002. Belum lagi sekarang pulsa handphone sudah kebutuhan wajib. Sebulan saja hasil survei kita sekitar Rp60.244,” ujarnya.


”Dalam SBH semuanya dihitung. Diberi orang pun makanan juga dihitung sebagai pengeluaran. Termasuk dikasih rumah dan kenderaan dinas, juga dihitung sebagai pengeluaran,” tukasnya.
SBH tahap pertama di luar makanan dilakukan terhadap 685 rumahtangga. Pada SBH tahap dua dilakukan lagi survei pada 685 rumahtangga. Jumlah total rumahtangga yang disurvei 1.370 rumahtangga. “Saat disurvei petugas kita ada sekitar lima persen warga yang sudah pulang kampung. ,” kata Mawardi.

Makin Boros

Jika dilihat dari hasil survei yang dilakukan BPS, ada kecendrungan warga Batam makin konsumtif dan boros. Pada survei tri wulan 2007, di luar makanan, ada 500 item pengeluaran. Padahal, pada tahun 2002 hanya 350 item pengeluaran sebulan dan sudah termasuk biaya makanan. “Kalau dibilang boros benar juga karena jenis komponen pengeluaran bertambah. Sekarang hampir semua orang punya handphone. Ada pengeluaran untuk beli pulsa,” ujarnya. (dea)

No comments: